Matinya Demokrasi



26 September 2014, menjadi hari dimana saya menyaksikan langsung hak kedaulatan kami (baca: rakyat) dan era reformasi dirampas oleh wakil rakyat sendiri. Kami tahu partai-partai mana yg merampas itu dan akan selalu kami ingat untuk diceritakan kepada anak cucu kami bahwa kedaulatan rakyat mati di tangan mereka.

Tepat malam itu wakil kami yang sudah kami pilih lebih memilih mendukung partai mereka daripada kami.Kami yang sudah memilih mereka,memilih untuk percaya kepada mereka,memilih untuk menggantungkan nasib kami kepada mereka.Entah apa alasan mereka yang pasti mereka telah menghianati kepercayaan kami,mereka melupakan berapa banyak nyawa yang melayang untuk memperjuangkan demmokrasi.

12 Mei 1998 4 sahabat kami meregang nyawa diterpa timah panas.Mereka berkorban demi 1 kata "Demokrasi".Akh sudahlah mungkin sudah saatnya negeri ini kembali kezaman order baru.Dimana para pemimpinnya dipilih dan diundi berdasarkan upeti.Yang terdekat dengan anggota dewan dialah yang akan jadi pemimpin,Yang memberikan upeti terbesar dialah yang akan jadi pemimpin.

Kami menyesal telah memilih kalian,akan kami ceritakan pada anak cucu kami agar kelak mereka tidak usah memilih partai kalian lagi.Kami muak dengan semua kemunafikan dan kebohongan kalian yang hanya mementingkan isi perut sendiri.Semoga kalian dapat hidup dengan tenang dan semoga nerka nanti tidak terlalu panas untuk kalian .

Kami Muak kepada kalian yang hanya memikirkan balas dendam tanpa memikirkan nasib kami.Akh kami akan merindukan sosok pemimpin-pemimpin yang hebat yang terpilih melalui demokrasi.Dan mungkin untuk saat ini dan nanti takkan lagi kami jumpai pemimpin seperti itu.Welcom Orde baru and god bye demokrasi semoga kau tenang dialam sana bersama para sahabat kami yang lebih dahulu meninggalkan kami demi.

0 Response to "Matinya Demokrasi"

Posting Komentar